Antikonvulsi dan obat golongannya
Antikonvulsi
digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi. Golongan
obat ini lebih dapat dinamakan anti epilepsi telah ditinggalkan karena telah
ditemukannya berbagai anti epilepsi baru
yang lebih efektif. Phenobarbital diketahui memiliki efek antikonvulsi spesifik
yang berarti efek antikonvulsinya tidak berkaitan langsung dengan efek
hipnotiknya.Di Indonesia Phenobarbital ternyata masih digunakan, walaupun
diluar negri obat ini mulai banyak ditinggalkan.Fenitoin sampai saat ini masih
merupakan obat utama antiepilepsi (Ganiswarna, 1995).
Antikonvulsan digunakan
terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (Epileptic seizure).
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf
pusat yang timbul spontan dengan epilepsi singkat (disebut bangkitan atau
seizure) dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang.
Mekanisme kerja obat
antiepilepsi atau antikonvulsan adalah obat yang dapat mencegah timbulnya
pelepasan listrik yang abnormal dipangkalnya dalam sistem saraf pusat, misalnya
fenobarbital dan kloronazepam. Sedangkan mencegah besarnya aktifitas berlebih
tersebut ke neuron – neuron otak lain seperti pada obat kloronazepam, fenitoin
dan trimetadion.
Epilepsi adalah nama umum
untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan
dengan episode singkat disebut bangkitan (atau seizure) dengan gejala utama kesadaran
menurun sampai-sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang
(konvulsan).Hiperaktivitas otonik, gangguan sensorik fisik dan selalu diserati
gambaran EEG epilepsi dapat dinamakan disimia serbal yang disertai parokomal
(Tjay, 2012).
Terdapat 2 mekanisme
antikonvulsi yang penting, yaitu :
1.
Dengan
mencegah timbulnya tetupan dipolusiasi eksresif pada neuron epileptic dalam
focus epilepsi.
2. Dengan mencegah terjadinya letupan dipolirasasi pada neuron normal
akibat pengaruh dari focus epilepsi
Golongan Obat(Ganiswarna,
1995)
1.
Golongan
Hidantoin
Dalam golongan hidantoin
dikenal tiga senyawa antikonvulsi: fenitoin (difenilhidantoin), mefenitoin dan
etotoin dengan fenitoin sebagai prototype. Fenitoin adalah obat utama untuk
hampir semua jenis epilepsi, kecuali bangkitan lena. Adanya gugus fenil atau
aromatik lainnya pada atom C5 penting untuk efek pengendalian
bangkitan toniklonik, sedangkan gugus alkali bertalian dengan efek sedasi,
sifat yang terdapat pada fenitoin dan barbitura, tetapi tidak pada fenitoin.
Adanya gugus metil pada atom N3akan mengubah spektrum aktifitas
misalnya mefenitoin dan hasil N demetilasi oleh enzim mikrosom hati
menghasilkan metabolit tidak aktif.
2.
Golongan
Barbiturat
Disamping sebagai hipnotik
sedative, golongan barbiturat efektif sebagai obat antikonvulsi; dan yang biasa
digunakan adalah barbiturat kerja lama (long acting barbiturates).Disini dibicarakan efek antiepilepsi
protipe barbiturat yaitu fenobarbital dan pirimidonyang struktur kimianya mirip
dengan barbiturat.
Sebagai antiepilepsi
fenobarbital menekan letupan difokus epilepsi.Barbiturat menghambat tahap akhir
oksidasi mitokondria, sehingga mengurangi pembentukan fosfat berenergi
tinggi.Senyawa fosfat ini perlu untuk sintesis neurotransmitor misalnya Ach dan
untuk repolarisasi membran sel neuron setelah depolarisasi.
Interaksi fenobarbital
dengan obat lain umumnya terjadi karena fenobbarbital meningkatkan aktifitas
enzim mikrosom hati. Kombinasi dengan asam valporat akan menyebabkan kadar
fenobarbital meningkat 40%.
3.
Golongan
Benzodiazepin
Disamping sebagai antisietas,
sebagian golongan obat benzodiazepin bermanfaat sebagai antikonvulsi, khususnya
untuk epilepsi.Diazepam dapat dianggap sebagai prototip benzodiazepin.
Khasiat benzodiazepin lebih
nyata terhadap konvulsi pentiantetrazol daripada konvulsi renjatan listrik
maksimal.Diazepam merupakan obat terpilih untuk status epileptikus; dipihak
lain, peranan pemberian per oral dalam terapi epilepsi belum dapat dismpulkan
secara konklusf.
Diazepam terutama digunakan
untuk terapi konvulsi rekuren.Misalnya status epileptikus.Obat ini juga
bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial sederhana misalnya bangkitan klonik
fokal dan hipsaritmia yang refrakterterhadap terapi enzim. Diazepam dapat
efektif pada bangkitan lena karena menekan 3 gelombang paku dan ombak yang
terjadi dalam satu detik.
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswarna, Sulistia, 1995. “Farmakologi dan Terapi Edisi IV”. UI
Press: Jakarta
Tjay,Tan Hoan, 2012. “Obat-obat Penting”. PT. Alex Media
Computindo : Jakarta
Pertanyaan:
Sebutkan contoh
obat antikonvulsi yang beredar dipasaran?
Apa yang
anda ketahui tentang antikonvulsi?
Bagaimana penanganan
pertama untuk pasien epilepsi?
baik saya akan mencoba menjawab soal yang no 1 adapun obat-obat antikonvulsi yang beredar dipasaran ialah henobarbital,topiramate,diazepam, clonazepam, lorazepam, oxcarbazepine, asam valproat (valporic acid), phenytoin, levetiracetam,lamotrigine,gabapentin dan magnesium sulfat.
BalasHapusTerimakasih ryan, artikel yg sngat menarik :)
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nmor 1,
Contoh2 obat antikonvulsi yg beredar di pasaran yaitu karbamazepin, diazepam, phenytoin, phenobarbital, dll..
Terimakasih atas informasinyaa, sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapusJadi 1+1= berapo ni?
BalasHapusTerimakasih, artikelnya sangat bermanfaat:)
BalasHapussaya akan menjawab no 02 ryan
BalasHapusantikonvulsi adalah suatu obat yang dapat menyebabkan relaksasi pada aktivitas kelistrikan otak sehingga kejang tidak terjadi