Sabtu, 30 November 2019

HEMATOLOGI: DARAH


DARAH
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
FungsiDarah
a.Sebagai alat pengangkut yaitu:
  • Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
  • Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
  • Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
  • Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan          perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

 Kandungan Darah
Kandungan dalam darah: 
§ Air    : 91%
§ Protein    : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
§ Mineral    : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,magnesium, kalsium, dan zat besi).
§ Bahan organik    : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).


Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.
§  2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
§  4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
       Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
      Sel darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama untuk mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru menuju jaringan. Jika hemoglobin ini bebas dalam plasma, kurang lebih 3 persennya bocor melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran glomerolus pada ginjal terus masuk dalam saringan glomerolus setiap kali darah melewati kapiler. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah, maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah. Dalam minggu-minggu pertama kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. Selama pertengahan trimester masa gestasi, hepar dianggap sebagai organ utama untuk memproduksi eritrosit, walaupun terdapat juga eritrosit dalam jumlah cukup banyak dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya diproduksi sumsum tulang.
Dalam keadaan normal, sel darah merah atau eritrosit mempunyai waktu hidup 120 hari didalam sirkulasi darah, Jika menjadi tua, sel darah merah akan mudah sekali hancur atau robek sewaktu sel ini melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa. penghancuran sel darah merah bisa dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti :genetik, kelainan membran, glikolisis, enzim, dan hemoglobinopati, sedangkan faktot ekstrinsik : gangguan sistem imun, keracunan obat, infeksi seperti akibat plasmodium Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.
PEMBENTUKAN ERITROSIT
Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari.





DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium Edisi Revisi. Amara Books. Yogyakarta
Tarwoto, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Tim Keperawatan dan Kebidanan.


PERMASALAHAN
1.     Seperti kita ketahui, eritrosit mempunyai usia 120 hari, setelah 120 tersebut apa yang terjadi pada eritrosit?
2.      Mengapa darah bisa membeku ketika keluar dari pembuluhnya?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah hemoglobin dan sel darah?

6 komentar:

  1. Ketika luka terjadi dan mengeluarkan darah, maka itu tandanya pembuluh darah (endothelium) rusak. Nah, saat itu juga trombosit segera menempel pada pembuluh darah yang rusak itu dan membentuk sumbatan, sehingga bisa menghentikan darah yang keluar.
    Di saat yang bersamaan trombosit akan merangsang protein dalam darah untuk membuat benang-benang halus yang disebut dengan fibrin. Benang fibrin ini akan bergabung dengan trombosit untuk memperkuat sumbatan.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Saya jawab no 3
    Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit) pada seseorang adalah makanan, usia, jenis kelamin, aktivitas, merokok, dan penyakit yang menyertainya seperti leukemia, thalasemia, dan tuberkulosi

    BalasHapus
  4. Sel yang telah tua dirombak di limpa atau hati,
    dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati
    dihancurkan di dalam hati.

    BalasHapus
  5. Halo bang ryan, saya akan mencoba menjawab permasalahan no.1. Menurut saya, usia sel darah merah (eritrosit) selama 120 hari mengalami aktivitas metabolisme, kerusakan bahkan kematian didalamnya. Sel darah merah akan terus beregenerasi membentuk sel-sel baru menggantikan sel darah merah tua dan selanjutnya dihancurkan. Baik pembentukan dan penghancuran sel darah merah dilakukan pada sumsum tulang belakang. Sehingga 120 hari setelah sel darah merah ditubuh akan mengalami penghancuran dan digantikan oleh sel-sel baru lainnya.

    BalasHapus
  6. Ryan saya akan menjawab no 3
    Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin dan sel darah merah (eritrosit) pada seseorang adalah makanan, usia, jenis kelamin, aktivitas, merokok, dan penyakit yang menyertainya seperti leukemia, thalasemia, dan tuberkulosi

    BalasHapus