Sabtu, 30 November 2019

ANALGETIK


NYERI
Rasa nyeri merupakan masalah yang umum terjadi di masyarakat dan pasien sering datang berobat ke dokter karena rasa nyeri yang mengganggu fungsi sosial dan aktivitas penderitanya. Hasil penelitian The U.S. Centre for Health Statistic selama 8 tahun menunjukkan bahwa 32% masyarakat Amerika menderita nyeri yang kronis dan hasil penelitian WHO yang melibatkan lebih dari 25.000 pasien dari 14 negara menunjukkan bahwa 22% pasien menderita nyeri, minimal selama 6 bulan. Pada populasi orang tua, prevalensi nyeri meningkat menjadi 50% (Marazzitil, 2006).
Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan bisa dirasakan sebagai rasa sakit. Nyeri dapat timbul di bagian tubuh manapun sebagai respon terhadap stimulus yang berbahaya bagi tubuh, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, tertusuk benda tajam, patah tulang, dan lain-lain. Pada dasarnya, rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Meskipun nyeri berguna bagi tubuh, namun dalam kondisi tertentu, nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan bahkan penderitaan bagi individu yang merasakan sensasi ini. Rasa nyeri timbul apabila terjadi kerusakan jaringan akibat luka, terbentur, terbakar, dan lain sebagainya. Hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan posisi tubuhnya (Guyton & Hall, 1997).
Nyeri yang terjadi mendorong individu yang bersangkutan untuk mencari pengobatan, antara lain dengan mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri (Analgetik). Analgetik adalah obat yang digunakan untuk menghambat atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran Saat ini telah banyak beredar obat-obatan sintetis seperti obat anti inflamasi non steroid (AINS). Obat-obat analgetika adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai macam cara, seperti menekan kepekaan reseptor rasa nyeri (misalnya dengan anestesi) terhadap rangsang nyeri mekanik, termik, listrik atau kimiawi di pusat atau perifer, atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri. Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan yaitu Analgesik Nonopioid/Perifer (Non-Opioid Analgesics) dan Analgesik Opioid/Analgesik Narkotika. Mula kerja dan durasi kerja suatu analgetik, ditentukan oleh jenis dan rute pemerian analgetik tersebut.
PROSES YANG MENGAKIBATKAN TIMBULNYA NYERI
        Transduksi (transduction) merupakan proses yang berawal dari stimulasi nyeri yang dikonferskan kebentuk yang dapat diakses oleh otak. Proses ini dumilai ketika nociceptor yang merupakan reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan nyeri teraktivasi. Aktivitas reseptor ini merupakan bentuk respon terhadap stimulus seperti kerusakan jaringan (Ardita, 2007).
        Transmisi (transmission) adalah serangkaian kejadian neural yang memberikan implus listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses ini melibatkan saraf aferen yang akan ber-axon pada dorsal horn di spinalis. Transmisi kemudian akan dilanjutkan melalui sistem contralateral, spinalthalamic melalui ventral lateral dari thalamus menuju cortex cerebral (Ardita, 2007).
        Modulasi (modulation) adalah proses yang mengacu pada aktivitas neural dalam upaya mengontrol ransmisi noiceptor. Proses ini melibatkan neural komplek. Implus nyeri yang sampai di saraf pusat akan dikontrol transmisinya oleh sistem saraf pusat dan mentransmisikan implus nyeri ini kebagian lain dari sistem saraf seperti bagian cortex yang selanjutnya ditransmisikan melalui saraf descend ke tulang belakang untuk memodulasi efektor (Ardita, 2007).
ANALGETIK
Analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi kesadaran. Istilah ini pada masa kini menunjukkan makna ganda. Pertama, untuk menunjukkan proses penderita bebas dari nyeri tanpa kehilangan kesadaran. Kedua, dipergunakan oleh beberapa pakar dalam kaitannya dengan istilah anestesi lokal atau regional. Pada umumnya obat analgesik dibagi menjadi dua golongan, yaitu analgesik nonopioid dan analgesik opioid (Tjay dan Rahardja, 2007; Soenarjo, 2010).
        Analgesik nonopioid merupakan obat yang dapat mengurangi rasa nyeri dan bekerja di perifer sehingga tidak mempengaruhi kesadaran serta tidak menimbulkan ketergantungan. Obat ini dapat mengurangi gejala nyeri ringan sampai nyeri sedang. Mekanisme aksi obat golongan ini adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX) sehingga proses pembentukan asam arakhidonat menjadi prostaglandin terhambat. Selain sebagai obat penghilang nyeri, obat ini juga dapat mengurangi peradangan (inflamasi) dan menurunkan demam (antipiretik). Contoh obat analgesic golongan ini adalah ibuprofen, diklofenak, asam mefenamat, indometasin, piroksikam, dan sebagainya (Tjay dan Rahardja, 2007).
        Analgesik opioid merupakan obat yang bekerja di reseptor opioid pada sistem saraf pusat (SSP). Obat ini diberikan untuk mengatasi nyeri sedang sampai nyeri berat (Ikawati, 2011). Obat ini bekerja pada SSP secara selektif sehingga dapat mempengaruhi kesadaran dan menimbulkan ketergantungan jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Mekanisme obat ini yaitu mengaktivasi reseptor opioid pada SSP untuk mengurangi rasa nyeri. Aktivasi dari obat tersebut diperantarai oleh reseptor mu (µ) yang dapat menghasilkan efek analgesik di SSP dan perifer. Contoh dari obat analgesik opioid antara lain morfin, kodein, nalokson, tramadol, dll (Nugroho, 2012).
Contoh obat Analgesik Opioid
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu Tramadol menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.




DAFTAR PUSTAKA

Ardinata, D. 2007. Multidimensional Nyeri. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara. 2(2): 77-81.
Guyton A.C. and J.E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi IX. Jakarta : EGC.
Ikawati, Z. 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu
Marazzitil D., Mungail F., Vivarellil L., Prestal S., Osso, B.D. 2006. Pain and psychiatry : a critical analysis and pharmacological review. http://www. Cpementalhealth. Com /content /2 /1/31. January 25th, 2007.
Nugroho. 2012. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
.
PERMASALAHAN
1  Apa perbedaan anastesi dengan analgesik?
2 Apakah obat analgesik juga bisa digunakan untuk anatesi?
3 Bagaimana mekanisme timbulnya nyeri?

6 komentar:

  1. Baiklah di sini sari ingin membantu menjawab pertanyaan no 1,analgetik adalah sejenis obat yang di gunakan untuk menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran,sedsngkan anestesi obat digunakan untuk penghilang rasa sakit pada saat pembedahan,semiga bermanfaat.

    BalasHapus
  2. Artikelnya cukup membantu, baiklah disini saya mencoba menjawab permasalahn no 3 dimana Proses Terjadinya Nyeri yaitu
    Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiridari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem keduaterdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajamdan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral danimpuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus.Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.

    BalasHapus
  3. Hai Kemas , saya ingin menjawab nomor 3
    Mekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami).

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas artikelnya, sangat bermanfaat sekali, saya ingin menjawab pertanyaan no 3. Mekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami).

    BalasHapus
  5. Terimakasih saudara kemas, sangat membantu

    BalasHapus
  6. Ryan no 1 ini jawabannya
    analgetik adalah sejenis obat yang di gunakan untuk menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran,sedsngkan anestesi obat digunakan untuk penghilang rasa sakit pada saat pembedahan,semiga bermanfaat.

    BalasHapus